Vikoming- Melihat truk-truk besar di jalan raya pasti kamu sudah pernah.
Lalu, truk besar jenis apa sih yang pernah kamu lihat di jalan raya?
Truk Sampah?
Truk semen/truk molen 😀 ?
Truk pengangkut kendaraan?
Truk tronton?
Atau truk yang kayak Optimus Prime?
Semua itu kalah besar kalo dibandingin sama yang ini
Ya perkenalkan namanya Haul Truck!!
Setau admin, pabrikan yang memproduksi hauling truck adalah Caterpillar, Liebher dan Hitachi.
Haul Truck yang dikeluarkan Caterpillar memiliki beberapa versi . Diantaranya seperti 777, 785, 789, 793 dan 797
Tapi versi 797 lah kasta tertingginya dan yang paling besar.
797 sudah diproduksi sejak tahun 1998. Dan sekarang sudah berevolusi versi ketiga yang dinamai 797F (2009). Versi terbaru mendapat pembaharuan sektor mesin, ukuran truk yang lebih besar, serta muatan maksimal.
Tinggi si monster ini 7,2meter dengan panjang 14 meter.
Menggendong 4000 tenaga kuda,mesin diesel dengan konfigurasi mesin berbentuk V sebanyak 12 buah, alias V12 dengan total 24 silinder dan tangki berkapasitas 3785 liter.
Dengan mesin yang mumpuni, 797 layaknya monster yang haus dan rakus, ia membutuhkan sebanyak 250 liter solar per jam.
Caterpillar 797 dijual seharga $ 3,4 juta atau sekitar Rp. 340.000.000.000 dan menggunakan ban Michelin atau Bridgestone yang khusus dirancang untuk 797, dan harga untuk setiap bannya adalah sekitar $ 30,000 atau Rp. 300.000.000.
Peforma si monster ini bisa mengangkut muatan maksimal hingga 400ton dengan kecepatan 65km/jam.
GLEK ….
Gimana ? Sudah merinding? Atau masih penasaran?
Kalau kamu mau lihat truck ini, kamu bisa ke pertambangan-pertambangan besar di Indonesia. Seperti contohnya di pertambangannya Freeport.
Truk ini didatangkan ke Indonesia dengan cara part by part alias dirakit satu per-satu di lokasi pertambangan.
Salah satu cerita menarik di Indonesia adalah ini
Wanita Perkasa di Balik Kemudi Truk Raksasa
Gelegar suara mesin alat berat menderu di sekitar sumur tambang milik PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) di Batu Hijau Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Truk raksasa atau haul truck hilir mudik mengangkut pecahan batuan dari dalam sumur yang berdiameter 2 kilometer lebih tersebut.
Rombongan wartawan dari berbagai media massa, Kamis (14/02/20013) tampak sibuk mengambil gambar sebuah truk raksasa yang masuk ke pelataran parkir di area tambang.
Beberapa menit kemudian tampak seorang operator truk raksasa turun sambil menyapa pada para wartawan. Tidak disangka, ternyata operatornya seorang wanita lembut yang murah senyum.
Wanita berjilbab kelahiran Sekongkang KSB, 7 Januari 1978 itu bernama Aisma Tutu. Sejak kecil dia tidak pernah membayangkan akan menjadi operator truk berkapasitas 240 ton. Ia mengaku tertarik mengemudikan haul truck lantaran melihat beberapa wanita lainnya lebih dulu. Di samping itu upahnya juga menggiurkan.
“Awalnya saya ragu. Tapi setelah melihat ada beberapa wanita lain juga berani bawa kendaraan ini, saya jadi penasaran. Ternyata setirannya sangat mudah. Tidak perlu mengandalkan otot, sebab peralatannya serba otomatis,” ungkap ibu dari dua orang anak ini.
Aisma bekerja sebagai pengemudi haul truck sejak 15 tahun lalu, ketika awal PTNNT berproduksi. Meski piawai mengendari truk raksasa sebesar rumah ini, Aisma mengaku tidak pernah mengemudikan mobil biasa.
Dia bersyukur, ternyata PTNNT tidak saja memberikan kesempatan pekerjaan ini kepada kaum lelaki saja, melainkan juga kepada kaum wanita. Sehari dia bekerja selama 12 jam. “Tapi dalam 12 jam itu ada istirahat makan, bisa sholat, kalau capek bisa diganti dengan operator lain,” kata Aisma.
Dia bertugas membawa pecahan batuan berdiameter rata-rata 25 cm dari lubang tambang menuju crusher.
Saat hamil, para pekerja wanita dirumahkan. Meski tidak bekerja selama hamil, tapi tetap diberikan gaji pokok.
Proses training untuk mengemudi haul truck hanya dilakukan selama sebelas hari. Kendala yang dihadapi selama latihan membawa haul truk antara lain dirinya tidak bisa membawa mobil kecil. “Meski saya bisa bawa haul truck tapi tidak bisa dan memang belum pernah menyetir mobil kecil,” akunya sambil tersipu.
Di samping itu kendala lainnya adalah mengantuk saat latihan malam hari. Namun dia mengaku senang dan betah menjadi operator truk raksasa ini. Melalui pekerjaannya ini dia bisa membawa pulang upah sekitar Rp 8 juta hingga Rp. 9 juta per bulan. “Ada gaji pokok, ada upah lembur,” ungkapnya.
Dari hasil jerih payahnya sebegai operator haul truck, dalam waktu dekat dia berencana menghajikan kedua orang tuanya. Setelah itu, giliran dirinya bersama suaminya yang juga bekerja di PTNNT berangkat menunaikan ibadah haji. (Wahyudi Dirgantara)
Namun dibalik menakjubkannya hauling truck /truk tambang tersebut, ia tak lepas dari yang namanya kecelakaan. Seperti contoh cerita salah satu Kaskuser di bawah ini.
Original Posted By gaudeamus
Saya dulu bekerja di salah satu tambang batubara di kalimantan saat terjadi sebuah kecelakaan tambang. Sebuah Range Rover double cabin digilas truk hauling pengangkut batubara. Pengemudinya hancur gan, hanya tersisa separuh dada dan kepala. Yang lain hancur lumat jadi satu dengan jalanan dan mobil yang ringsek. Sangat sakit sewaktu mengantar sisa jenazah pulang gan. Istrinya pingsan berkali-kali karena suaminya dibawa pulang hanya dalam satu kotak seukuran kursi rias. Kecelakaan tambang seperti ini bukan hanya sekali dua kali gan ikut terlibat evakuasi.
(gambar bukan cerita yang dimaksud)
😦
Yak inilah artikel mengenai hauling truck atau bahasa kerennya truk tambang.
Kemajuan teknologi, terutama dibidang mesin menuntut semua proses yang terjadi dalam kehidupan harus berjalan cepat, efisien, membantu dan memudahkan manusia. Contohnya truk tambang ini. Si monster yang dengan mudah mengangkut beratus-ratus ton material maupun tanah yang tidak digunakan dipindahkan ke tempat lainnya. Dengan adanya si monster ini, perhiasan emas, besi, baja atau material yang kamu perlukan dapat dengan cepat dan mudah didistribusikan.
Namun tentu, dibalik itu semua, safety yang utama dan jangan lupa berdoa kepada Tuhan. Karena maut dapat mengintai dimana saja. Dan hanya kepada Tuhan-lah kita meminta keselamatan.
--Vikoming-- Balinese 